Rabu, 04 Maret 2020

Ini masih siang. Namun, sejak pagi hariku sudah cukup random sekali.

Pagiku hari ini sudah dimulai dari pukul 00.00 dengan kekonyolan diri sendiri. Kemarin malam, waktu usai mengerjakan tugas, aku berniat melanjutkan satu/dua episode serial anime yang masih on going. Mulailah aku menonton anime sekitar pukul 23.30 WIB. Sudah tepat menginjak tengah malam, ternyata aku tak kuasa untuk tidak melihat satu episode selanjutnya, maklum ceritanya seru. Tak apa, kubilang, itung-itung self reward karena sudah tahan nugas sejak pulang kuliah. "Lagipula, pagi ini masuk pukul 10 juga" menjadi kalimat awal mula ke-random-an hari ini.

Aku terbangun yang kedua kalinya hari ini setelah kawanku menelpon untuk mengajak berangkat ke kampus bersama. Pada detik itulah aku menyadari kebodohanku sejak tengah malam. Memang ya, manusia tempat salah dan lupa itu hal menyebalkan, tapi juga fakta. Pukul 07.22 aku baru siap-siap mandi padahal sesuai jadwal, kelas mulai pukul 07.30. Gemetar tanganku menggosok sabun, dingin kulitku menyisir rambut, tegang diriku memegang setir sepeda motor. Aku orang tipe deadliner and I hate it. Maybe coz in the deepest part of myself, I wanna be more discipline, but my behaviours still cannot keep it up, so my body reacts nervous(?) I'm not sure, yea, next to other random things today.

Untungnya sampai kelas, dosen terlambat. Mantraku sepanjang jalan bekerja. Di sela-sela perkuliahan, mungkin karena ada kawanku yang maju ke depan kelas dan berbicara tentang Stanford atau entahlah, aku jadi ngomong sendiri, "Sekarang ini Maudy Ayunda lagi ngapain, ya?". Pertanyaan itu disambut senyum heran dari kawan sebelahku, kawan yang menelponku sebelumnya. Pertanyaan random. Yah, sebenarnya aku sering berpikir hal-hal serupa tentang orang-orang terkenal atau yang menurutku menginspirasi. Mereka selalu tampak hebat di depan kamera, tapi mereka juga manusia biasa kan? Pernah tidak ya mengalami ke-random-an sepertiku juga?

Setelah kelas pagi, aku bertemu salah satu kawan yang sempat seprodi denganku, tapi ia memilih berkuliah di kampus lain, mantan calon kampusku. Kami bersama beberapa kawan seprodiku  yang lain ngobrol seputar dunia kampus, bertukar cerita. Aku sempat melirik jaket (atau pdh, entahlah) yang dipakainya tadi. Ada bordiran kecil bertuliskan instansi yang dulu ingin kutempati. Insecure sih, ada, tapi aku tidak se-insecure enam bulan lalu.

Jadi, kenapa aku menulis ini? Aku ingin mengingatkan diriku di masa depan, juga siapapun kau yang baca. Tolonglah, fokus pada diri sendiri. Orang-orang yang tampak hebat di mata manusia itu juga punya kisah lika-liku mereka sendiri. Jika memang kisah mereka sempat tiba telingamu, bahkan orangnya sendiri pernah bertatap muka denganmu, lalu mereka jadi menginspirasimu untuk maju, ya sudah stop sampai titik itu saja. Ga perlu terlalu comparing pencapaian diri sendiri dengan mereka, menimbang mana yang lebih hebat, percuma. Pada akhirnya, mereka ataupun kau sendiri juga akan pulang pada nasib masing-masing. Aku ke kosku, ia ke kos kawannya. Aku ke kampusku, ia ke kampusnya. Ya memang cuma singgah. Lagian urusan duniawi mana sih yang selamanya? Makanya, yang bikin gelisah ga usah dimasukin darah. 

Congrats for your achievements and thank you for having shared your stories even inspired me. Good luck for your next journey and I'll do my best on my own.

Orek-Orekan Salma . 2017 Copyright. All rights reserved. Designed by Blogger Template | Free Blogger Templates