Kamis, 30 Januari 2020

Selayaknya Hindia

Posted by Salma Fauzia W on Januari 30, 2020 in
Dipotret oleh Bapak

Naik sedang, naik tinggi. Berdebum, mengalir, mencium kaki. Kaki seakan ditarik bersama pasir, ombak Hindia pamit pergi. Lalu kembali lagi. Bergulung-gulung, berulang-ulang. Menuruti arus, ombak Hindia menari terus.⁣
⁣
Apa tidak lelah? Ombak Hindia tidak menjawab, tetap bergulung-gulung. Apa tidak bosan? Ombak Hindia tidak menjawab, tetap mencium bibir cokelat pantai. Tidak peduli, ombak tetap pulang dan pergi. Tak selalu jadi perhatian layaknya tsunami, tapi ombak Hindia tetap menari.⁣
⁣
Cerita yang kulabuhkan selama hampir 30 hari di Pantai Instagram, perahunya akan berlayar lebih jauh lagi. Antara berlayar atau mengapung-apung saja, riak aksara tetap bersuara selayaknya ombak Hindia. Namun, biar perahuku rehat dulu dari pantai ini. Mungkin cerita akan berlabuh di pantai yang lain. ⁣
⁣
Info wisata:⁣
Banyak cerita berlabuh di pantai pribadi. Sila menuju aksara biru di lapak bioku untuk berkunjung. Mari bersua di sana.⁣
⁣
@30haribercerita
#30haribercerita
#30hbc2030
#30hbc20istirahat
Continue Reading

Jumat, 24 Januari 2020

Mantra Terhindar dari Berharap pada Manusia

Posted by Salma Fauzia W on Januari 24, 2020 in

Kali pertama kalimat itu lahir kala senja di tahun 2016. Kupikir bagus juga, kukicaukanlah ia di twitter. Ia lahir begitu saja, tanpa tujuan spesifik sebenarnya. Mungkin saat itu kepalaku sedang panas-panasnya beraksara, jadi muncul saja kalimat itu dalam kepala. Namun, di hari-hari setelahnya, tanpa kusengaja kalimat itu masih bekerja. Bahkan sekarang aku bisa menyebutnya sebagai mantra.

Kalimat itu lewat saat aku lagi-lagi teringat tentang kisah yang tak penting lagi kuingat. Saat yang lampau harusnya cukup di masa lampau, tapi aku masih belum ikhlas, kalimat itu menjadi batas. Aku diingatkan untuk waras.

Kalimat itu hadir saat nafsuku begitu mahir menyihir untuk tenggelam dalam kenang. Saat aku harusnya belajar, tapi kenangan kurang ajar terngiang-ngiang, kalimat itu datang. Aku diingatkan untuk tenang.

Kalimat itu menampar kala harapanku pada manusia sudah begitu besar. Saat menanti centang biru menjadi pesan baru, tanpa sadar aku berharap lebih. Bukan. Bukan manusia sebaiknya tempat berharap. Kalimat itu bukan wujud pesimis, tapi mencegahku terlalu utopis.

Tidak akan pernah ada. Tidak akan pernah datang. Kalau memang ada yang kuingin, pada Yang Maha Kaya seharusnya tempat berharap.

@30haribercerita
#30haribercerita
#30hbc2024
#30hbc20mantra
Continue Reading

Dari Hujan sampai Corona Virus

Posted by Salma Fauzia W on Januari 24, 2020 in
⁣⁣
Sore ini, air hujan pulang ke bumi bagian kotanya. Namun, hal itu berarti gagal pulang untuknya. Keduanya sama-sama bekerja. Si hujan menafkahi tanah. Si dia memaafkan salah sambil mengunyah "tak apa" untuk penundaan pulang kesekian kalinya. Lelah. Alih-alih tidur, ia malah menelaah berita wabah corona atau pneumoni wuhan. Mengerikan, tapi belum pasti apakah menular pada sesama manusia. Mirip, seperti waktu luang yang ia hamburkan, tapi belum pasti menular ke esok hari. Semangat.⁣⁣
⁣
Sumber gambar: ⁣@hafidh_rk
⁣⁣
@⁣⁣30haribercerita
#⁣⁣30haribercerita
#30hbc2023
Continue Reading

Rabu, 22 Januari 2020

Kekuatan Memutarbalikkan Waktu

Posted by Salma Fauzia W on Januari 22, 2020 in

Kalau misal kau diberi kekuatan khusus, kekuatan apa yang kau inginkan? Kalau aku, aku ingin bisa memutarbalikkan waktu. Seperti halnya rata-rata film tentang penjelajah waktu, aku ingin memperbaiki kekurangan dan kesalahanku. Salah, balik lagi, salah lagi, tinggal balik waktu lagi hingga semua hal tampak sempurna, tiada kegagalan. Bahkan mungkin aku akan mencegah kematianku dengan kekuatan itu.⁣
⁣
Membayangkan kekuatan itu, aku jadi bertanya-tanya lagi apakah aku benar-benar sudah siap dengan kematian. Menghadapi sesuatu yang belum kita tahu, ada rasa takut yang masih membalut. Napas yang masih terasa, masa dan kesempatan yang masih ada, menjadi hal yang lebih terasa berharga.
⁣
Mau punya kekuatan mengendalikan waktu pun toh manusia bukan Tuhan. Tak apa jika tidak mendapatkan yang diinginkan. Tiada yang benar-benar bertahan selamanya meski manusia bisa bertahan sekuat-kuatnya. Setelah kupikir-pikir lagi, kekuatan yang pasti dimiliki manusia ya waktu itu sendiri.⁣
⁣
Mau punya kekuatan memutarbalikkan waktu atau tidak, yang terpenting adalah menggunakan waktu tersisa yang masih diberikan-Nya. Waktu itu termasuk waktu bersama orang-orang berharga. Hingga saatnya suatu hari di dunia tiada lagi nanti untuk cerita tentang hari ini, yang tersisa bukan hanya perihal kesedihan, melainkan juga rasa syukur.⁣
⁣
@⁣30haribercerita
#⁣30haribercerita
#⁣30hbc2022
Continue Reading

Selasa, 21 Januari 2020

Tips Tanpa Kantuk di Kelas atau Saat Belajar

Posted by Salma Fauzia W on Januari 21, 2020 in

Catatan: tips berikut ditulis berdasarkan pengalaman penulis dan di atas semua tips berikut adalah niat tetap melek untuk belajar.⁣
⁣
1. Raup atau Cuci Muka⁣
Mata yang berat di saat baca buku atau diterangkan pelajaran, bisa diringankan dengan air supaya segar kembali.⁣
⁣
2. Wudu atau Mandi⁣
Cuci muka mungkin bisa menyegarkan wajah, tapi kalau sudah mengering, bisa ngantuk lagi. Biar kesegaran air lebih merata di badan, coba wudu atau dengan kata lain, basahi anggota tubuh lain, bukan cuma muka. Mandi juga bisa jadi alternatif jika masih punya banyak waktu.⁣
⁣
3. Emut Permen⁣
Selain Kopiko, permen kecut juga bisa jadi obat kantuk. Kalau bisa memang permen yang sangat kecut, tapi kalau belum makan nasi, hati-hati perut senep. Kalau aku sudah pernah coba dengan permen Kurang Asem, mantap meleknya. Namun, cara makan permennya ya diemut tok tanpa dikunyah. Kalau dikunyah, permen cepet habis, kantuk datang lagi, beli permen terus, ya boros.⁣
⁣
4. Minum Kopi ± 1 Jam Sebelum Kelas Mulai⁣
Supaya efek kafeinnya tidak bekerja di waktu yang salah, usahakan tidak minum kopi di waktu yang mepet dengan jadwal kelas atau belajar. Mungkin trik kopi ini tidak bekerja untuk beberapa orang yang sudah kebal kafein, tapi mungkin masih ampuh bagi yang lainnya, sepertiku. Namun, aku juga pernah tetap ngantuk meski sudah minum kopi, mungkin karena tidak niat-niat banget untuk belajar. Jadi, di samping menenggak kopi, tegakkan niat dalam hati untuk belajar demi nusa, bangsa, agama, dan diri sendiri. #MerdekaBelajar⁣
⁣
5. Sadari Kebodohan⁣
Kadang ada kesal saat tidak jadi tanya guru/dosen/teman karena ketiduran di kelas. Kadang tambah kesal saat nilai buruk rupa, tapi masih ndableg juga akhirnya. Makanya bangun! Perbaiki keteledoran diri dan tekadkan dalam hati bahwa kebodohan takkan terulang lagi.⁣
⁣
Kadang suka memberi tips, tapi sendirinya masih tipis-tipis. Tak apa. Menurutku, ngantuk di kelas juga ga papa, asal ga ketauan guru dan asal bisa bertanggung jawab akhirnya. Belajar itu proses seumur hidup dan mimpi bisa terealisasi jika manusia bangun dari tidurnya.⁣
⁣
@⁣30haribercerita
#⁣30hbc20tips
#30haribercerita
#30hbc2021
Continue Reading

Senin, 20 Januari 2020

Lampion Pasar Gede

Posted by Salma Fauzia W on Januari 20, 2020 in

Di hari-hari menjelang imlek, Kota Solo bagian Jebres biasa dipasangi ribuan lampion di sekitar Pasar Gede. Kamis minggu lalu, alhamdulillah aku berkesempatan untuk menikmatinya. Kalau lewat dari Jalan Slamet Riyadi, lampion-lampion itu sudah tampak dari sekitar balai kota. Namun, lampion yang lebih rapat dan beragam warna disusun di tugu jam dan area dekat tugu tersebut.⁣
⁣
Aku tiba di Pasar Gede pada malam hari, lampion sudah dinyalakan. Kalau masih siang, lampion belum dinyalakan. Banyak orang berjalan kaki untuk menikmati lampion bernuansa merah, ungu, hingga hijau. Banyak pula gerobak jajanan hingga tenda angkringan siap memenuhi kebutuhan pangan. Pokoknya kalau malam ramai sekali, dari sekadar orang menikmati hingga mencari rezeki. Makanya, hati-hati waktu berfoto ria di sana karena banyak orang lewat menghalangi kamera.⁣
⁣
Kurang lebih pukul 11-12 malam, lampion dimatikan. Namun, masih banyak orang berlalu lalang. Kalau dinalar, mau-mau saja orang-orang itu (termasuk aku) berjalan kaki, berdesakan, menikmati momen setahun sekali itu. Hanya ngapain, paling juga mengambil foto. Foto bagus, cukup, pulang. Namun, coba perhatikan lagi.⁣
⁣
Banyak manusia dari beragam agama dan kepercayaan bisa berkumpul di satu tempat, menikmati bagian dari perayaan agama lain. Indah, bukan? Indah. Damai.⁣ Semoga toleransi negeri ini tetap lestari.
⁣
@⁣30haribercerita
#⁣30haribercerita
#30hbc202020
Continue Reading

Rabu, 15 Januari 2020

Gara-Gara Speedometer

Posted by Salma Fauzia W on Januari 15, 2020 in

Tancap gas sesuka hati, tapi tetap hati-hati. Angka yang biasanya kupantau sudah sebesar apa, kini menunjuk angka nol saja. Speedometer sepeda motorku mati. Sudah dua hari ini. Alih-alih segera diganti, aku malah dapat ide sendiri.⁣⁣⁣
⁣⁣⁣
Ketika mengendarai sepeda motor, aku termasuk orang yang waspada sudah mencapai kecepatan berapa. Speedometer menjadi sahabatku yang jujur dan setia mengikuti naik turun lajuku. Rasanya seperti melayang ketika kali pertama aku mencapai angka 70, tapi setelah terbiasa, jadi ingin tahu rasanya angka 100 (ampun Ibu🙏) Namun, setelah speedometerku mati, aku tidak lagi mengerti sudah mencapai kecepatan berapa. Merasa melayang ya biarlah melayang, yang penting aku masih sadar daratan. Modal yakin dan bensin membuatku tetap gas. Tanpa terpaku pada angka, tapi tetap waspada, ternyata tidak apa-apa. Alhamdulilllah masih selamat.⁣⁣⁣
⁣⁣⁣
Bukankah sama seperti ketika proses berjuang? Tanpa terpaku pada angka, tapi tetap waspada, usaha, dan doa, ternyata los itu nikmat adanya. Modal yakin dan yakin membuat diri harus percaya Allah memberi yang terbaik apapun hasilnya. Semoga masih selamat bagi siapapun yang berangkat menuju takdir yang tepat. Semoga masih bangkit bagi siapapun korban nasib yang jumpalit.⁣⁣⁣
⁣⁣⁣
@30haribercerita @atirecrebirah03⁣⁣
#30haribercerita⁣⁣
#30hbc2014
Continue Reading

Habis Kamu Siapa?

Posted by Salma Fauzia W on Januari 15, 2020 in

Antre mandi sudah lama
Tapi orang dalam belum selesai jua
Air mati
Ke sekolah pontang-panting lari
Bapak gerbang sudah tak ada hati
Raga dibawa ke BK lagi

Habis kamu siapa?
Mengawali kisah-kisah pagi hari

Sumber gambar: Mba Fatin

@30haribercerita
#30haribercerita
#30hbc2013
Continue Reading

Minggu, 12 Januari 2020

Gara-Gara Ray

Posted by Salma Fauzia W on Januari 12, 2020 in

Aku pernah membaca novel Rembulan Tenggelam di Wajahmu karya Tere Liye. Tokoh utamanya bernama Ray. Aku sempat heran mengapa Ray sangat suka menatap bulan. Maksudku, apa yang istimewa dari hanya menatap sebuah bulan? Suatu waktu aku mencobanya. Aku menatap bulan beberapa kali, dari yang bentuknya melengkung bagai tersenyum padaku sampai yang melingkar sempurna bagai lampu. Pernah juga kuberi batas waktu 5 menit, tapi aku harus berusaha selalu menatap bulan. Aduh, Ray, aku sampai terobsesi begini :v

Tidak begitu banyak yang kutemukan setelah menatap bulan. Banyak hal sama kutemukan. Semakin lama dan tajam kupandang, di wajah bulan purnama itu terdapat lengkung warna hitam dan putih, seperti yin dan yang. Hal lain yang kutemukan hanya awan yang bergerak pelan tapi pasti di sekitar bulan. Eh ada satu lagi hal yang terbesit ding, yaitu kalimat

"Love you to the moon and back."

Kalimat yang uwu itu tiba-tiba saja teringat setelah aku menatap bulan purnama. Apa maksud kalimat itu? Setelah menggabungkan kekuatan imajinasi dan sinyal internet, aku simpulkan bahwa kalimat itu menggambarkan betapa besar cinta seseorang. Tolak ukur cintanya jarak PP bumi-bulan, wadaw. Memang ada penjelasan tersendiri tentang asal usul kalimat itu digunakan kok, tapi aku tidak akan mengupas tuntas di sini.

Jadi apa? Jadi, menatap rembulan cukup menenangkan, tapi kalau akhirnya aku teringat tentang cinta, hmm, aku tidak berminat mengukurnya dengan jarak bumi-bulan. Meskipun banyak kali aku bertanya sendiri, "Emang kau siapa? Seberapa besar cintamu?" Ya memang buat apa diukur. Mending dibuktikan apakah sama-sama betah, mungkin seperti aku mencoba menatap rembulan karena Ray. Etetet, tapi bukan buat permainan ya.

Aku tak tahu
Sebesar apa cintaku
Sebab tak ada alat ukurnya
Sebab tak ada satuan ukurnya
Maka aku tak mempermainkannya
-@salmafau_ , Aku Tak Mempermainkanmu

@30haribercerita
#30haribercerita
#30hbc2012
Continue Reading

Barangkali Kau Lupa

Posted by Salma Fauzia W on Januari 12, 2020 in

Memiliki adik baru ternyata tidak seburuk pengalaman pada adik sebelumnya. Mungkin juga karena aku sudah beranjak dewasa. Bagian yang paling aku suka adalah kepalanya. Semerbak sampo yang wangi, sampai aku tahu kalau samponya ganti. Kulit kepalanya belum bau karena kata Ibuk, ia masih minum ASI. Rambutnya yang pendek dan lembut, enak untuk diacak-acak. Menyenangkan sekali berinteraksi dengan kepala yang mirip bola karet mainannya itu.

Banyak waktu telah aku habiskan untuk menemaninya bermain. Ia senang bermain bola, truk-trukan, hingga gayung dan panci. Namun, kalau dipikir-pikir, memangnya ia akan ingat bahwa ia pernah bermain denganku? Apakah kenangan masa kecilnya denganku saat ini terekam dengan baik sampai ia tumbuh dewasa? Aku saja sudah tak ingat dengan apa yang terjadi saat aku masih batita.

Setelah aku baca beberapa artikel di Google, rata-rata jawabannya sama. Orang dewasa yang tidak mampu mengingat apa yang terjadi saat usianya 2-4 tahun ke bawah disebut mengalami infantile amnesia atau amnesia bayi. Itu normal. Hal itu karena hipokampus belum terlalu berkembang. Hipokampus itu intinya bagian di otak sebagai pusat mengingat dan belajar. Ada pula yang mengatakan bahwa sebenarnya ingatan itu bukan hilang, tapi tersamarkan ingatan lain yang katanya lebih berkesan. Namun, ingatan anak tentang dirinya itu bisa dilatih dengan cerita dari orang lain saat ia tumbuh lebih besar.

Aku sempat khawatir kalau ia tidak akan mengingat saat-saat denganku di masa ini. Sekarang aku masih bisa pulang ke rumah, entah nanti. Namun, yah, seorang anak di masa bermain memang saatnya banyak bermain. Selama aku bisa menemaninya, mengiringinya agar tumbuh sehat, tak apa juga kalau ia tak ingat. Mungkin suatu saat aku bisa merangsang ingatannya dengan bercerita.

Nip, cepet gede yo le, ben kowe eling pernah iso dolan karo mbakmu.

Referensi:
https://bpmfpijar.com/2018/07/05/ingatan-masa-kecil-dalam-tinjauan-psikoanalisis-sigmund-freud/
https://www.bbc.com/indonesia/karangan_khas/vert_fut/2016/09/160929_vert_fut_ingatan_bayi
https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-1345556/penyebab-susah-mengingat-kenangan-masa-kecil

@30haribercerita @atirecrebirah03
#30haribercerita
#30hbc2011
Continue Reading

Jumat, 10 Januari 2020

Uri-Uri

Posted by Salma Fauzia W on Januari 10, 2020 in

👨: "Lor kui utara, kidul selatan, etan timur, kulon barat. Kowe kudu mudeng ngono kui, Nduk. Ojo lali boso kromone. Kowe ngerti ora?"
🧕: "Ler niku utara, kilen barat, Pak."
👨: "La kui mudeng. Ngono kui diterusne ning anak putumu yo. Mergo kui salah sijine kebudayaan wong Jowo. Sing nguri-uri sopo meneh yen dudu wong Jowo dewe."

Uri-uri merujuk pada upaya melestarikan kebudayaan. Salah satu kebudayaan Jawa ialah bahasa Jawa. Bahasa yang banyak sekali jenis jawanya, belum lagi aturan kesopanannya. Bagiku yang anak muda, mempelajari semua itu, jujur, agak kerepotan. Namun, Bapak terus menguji pengetahuan budaya Jawa di rumah, seperti dialog di atas.

Aku yang merasa terus terpapar lingkungan kota membuatku lebih nyaman dengan bahasa Indonesia beserta bahasa gaulnya. Malas menggunakan bahasa Jawa karena belum juga hafal kosakatanya, sepele memang, tapi bagaimana lagi bahasa dilestarikan bila tidak terus digunakan? Bila bukan orang Jawa, apa iya harus nunggu orang asing mengklaimnya?

Utamakan bahasa Indonesia, lestarikan bahasa daerah, kuasai bahasa asing.

@30haribercerita
#30haribercerita
#302010
Continue Reading

Menulis untuk Siapa?

Posted by Salma Fauzia W on Januari 10, 2020 in

Buat apa nulis terus
Buat apa cerita terus
Buat apa
Buat apa

Aksara kusuara
Suara kuaksara
Beberapa tak terkatakan lebih gemulai dalam aksara
Beberapa tak tertuliskan lebih lihai dalam suara

Demi siapa nulis terus
Demi siapa cerita terus
Demi siapa
Demi siapa

Beberapa untuk para kau
Yang lalu yang kini yang nanti
Pembuat gagap segala ucap
Suatu saat bacalah dariku yang siap

Beberapa untuk para aku
Yang ramai yang rumpang yang sembunyi
Peraga sukma segala rupa
Diksi adalah samudra sila berenang setenangnya

Beberapa untuk khalayak
Yang belum melewati masaku
Yang kulihat penuh harap
Yang sedang melewati masaku
Yang beriring dalam derap
Yang sudah melewati masaku
Yang bertahan dari penyap

Jadi apa
Jadi apa
Ada rasa yang ingin dibalas
Ada lega yang ingin dilunas
Ada belenggu yang ingin dilepas
Ada ragu yang ingin ditumpas
Ada aku yang menunggu tulisanmu

Sumber gambar: @aykrn9424

@30haribercerita
#30haribercerita
#30hbc2009
Continue Reading

Kamis, 09 Januari 2020

Belajar dari YouTube

Posted by Salma Fauzia W on Januari 09, 2020 in

Kira-kira tahun 2018, aku mulai mengikuti channel YouTube Gita Savitri Devi. Rekomendasi YouTube yang terus menerus hadir di berandaku itu akhirnya kutonton juga. Di channel @gitasav , aku tidak merasa sendiri karena ternyata keresahanku juga telah banyak dirasakan orang lain dan pendapatku juga telah banyak dipikirkan orang lain. Dari sana, aku perlahan mengerti bagaimana memandang sesuatu dengan kritis. Aku jadi belajar banyak hal baru dan update tentang isu sosial. Selain itu, aku jadi introspeksi hal salah yang ternyata sudah terjadi padaku sejak lama.⁣
⁣
Menjadi Manusia menjadi channel favoritku pula. Topik yang diangkat channel tersebut beragam, dari yang antimainstream hingga kontroversial. Video @menjadimanusia.id banyak mendatangkan orang berbeda untuk berbagi perspektifnya. Topik menarik ditambah perspektif beraneka rupa membuat aku beberapa kali ngomong sendiri. Ada pro dan kontra dalam diri, tapi adanya video Menjadi Manusia membuat aku cukup mengerti bagaimana respon orang lain terhadap suatu hal dan bagaimana baiknya aku memanusiakan manusia.⁣
⁣
Video di Kevin Anggara menjadi video paling cepat kuklik ketika masih hangat. Ketertarikanku pada dunia pervideoan lumayan terfasilitasi dengan mengikuti channel milik @kevinchocs ini. Selain terhibur, aku mulai mengerti bagaimana membuat video yang baik dan tersistem. Cara pikir Kevin Anggara dalam obrolannya juga kadang membuatku punya pandangan baru.⁣
⁣
Masih banyak lagi channel yang kutonton. Jika ada orang bilang untuk mengurangi YouTube agar fokus belajar, ya tidak salah. Namun, bagiku YouTube bukan sekadar media hiburan. Dalam YouTube, aku juga banyak belajar dari opini orang lain sehingga wawasan bertambah dan pikiran lebih terbuka. Terima kasih banyak kepada para content creator yang sudah bekerja keras membuat video menarik, tapi tetap punya idealisme di tengah aneka konten YouTube. Terima kasih juga telah membuatku bertahan di tengah jati diri yang masih dipertanyakan. Cerita ini menjadi salah satu apresiasiku untuk kalian. Sekali lagi, terima kasih banyak!

⁣
#30hbc20apresiasi
#30hbc2008
Continue Reading

Rabu, 08 Januari 2020

Kangen Tak pada Tempatnya

Posted by Salma Fauzia W on Januari 08, 2020 in
Roda di hari itu masih berputar di kepala⁣
Beberapa mendung buat laju lebih cepat⁣
Angsana tahun itu juga mengerti⁣
Melindungimu dari rinai⁣
Menghiburmu dengan petrikor⁣
Tapi mendung terlalu tanggung⁣
Sepeda tetap ditunggang⁣
⁣
Kau belok⁣
Dan berjauhan⁣
Tanpa sua⁣
Tanpa berita⁣
Mengejar ego sendiri-sendiri⁣
⁣
Pagi di hari itu menjadi saksi⁣
Pesan setelah lama di imajinasi⁣
Terkejut angan terjemput⁣
Pikir tidak-tidak meledak dalam otak⁣
Prasangka "masa iya" merajalela⁣
Nyali menciut⁣
Surut⁣
⁣
Sore di hari itu masih lekat di kepala⁣
Beberapa jeda buat ingin tahu⁣
Bukan rindu⁣
Tapi senang bertemu⁣
Bukan rindu⁣
Tapi...⁣
Alah!⁣
Aku ingin berani⁣
Bertanya "apa kabar" padamu⁣
Susah!⁣
Sangkal kangen tak pada tempatnya⁣
Continue Reading

Minggu, 05 Januari 2020

Perkelahian Satu Tubuh

Posted by Salma Fauzia W on Januari 05, 2020 in

🧠: Overthinking parah! Gampang putus asa! Gampang nyerah! Dasar payah! Lemah!⁣
⁣
🤰: Gitu aja terus, Kepala, sampai raga lunglai tak berdaya. Lu cuma laper elah, kasih makan gw aja sini dah.⁣
⁣
👣: Mager banget gw jalan cari makan. Lagian ini urusan satu belum selesai juga, makan mulu dah Perut maunya.⁣
⁣
🤙: Coba ambil buku di sana deh ya, mungkin ada solusi.⁣
⁣
👀: Mana dah ni buku yang dicari. Kayanya juga ditaruh sini, ga ketemu-ketemu dari tadi. Hhh.⁣
⁣
👃: Sabarlah, Ngan. Jan lupa kasih waktu gw napas panjang dulu nih. Ampe tegang nih gw di dalem kamar mulu.⁣
⁣
👀: Iya, Kepala. Mending siram dulu tuh muka pake air seger. Istirahat dulu ga papalah.⁣
⁣
🧠: Ih bentarlah, bentar lagi juga kelar. Tahan dikit lagi deh. Kalo buku tadi ga ketemu, ya udahlah, searching aja.⁣
⁣
👀: Aduh nih mumet gw liat beginian. Kaga ada jawaban konkritnya, La. Lu harus nyimpulin sendiri, tapi capek nih gw baca kaya gini lama-lama.⁣
⁣
🤰: Udah dibilang makan dulu, ngeyel kalian semua. Ntar kalo udah kenyang, pasti seger deh buat lanjut lagi.⁣
⁣
🧠: Halah biasanya abis makan, malah pada ngantuk. Kaya ga apal aja gw.⁣
⁣
🤰: Iya, udah ga waktunya sarapan ini malah. Kita having brunch aja deh yuk, brunch. Ntar makan siangnya agak sorean aja gapapa. Sip sip.⁣
⁣
🤙: Istirahat dulu ga papa, Kepala. Lu juga udah capek tuh namanya. Kita komitmen deh, berusaha ga tidur abis makan. Sekalipun ketiduran juga, ga papa. Kemarin kita tidur kemaleman juga sih.⁣
⁣
👂: Udah, makan aja dulu. Kalo takut ketiduran, nanti abis makan pasang alarm deh banyak-banyak. Gw siap siaga kalo dia nyala. Ga usah baper deh, Kepala, lu cuma laper.⁣
⁣
🧠: Eh iya pinter juga kalian semua.⁣
⁣
🤰, 🤙, 👂, 👀: Akhirnya sadar juga.⁣
⁣
👣: Eh bentar, mau makan apa? Dimana?⁣
⁣
🤰: Halah banyak mikir lu. Debat lagi, lama lagi ntar. Hidup jangan banyak mikir aja napa, coba berani adepin dulu. Tangan, bawa aja uang cukup. Kita jalan dulu aja, liat warung mana yang buka. Gas, gas, gas!⁣
⁣
@30hari⁣bercerita
#30hbc2005⁣
#30haribercerita
Continue Reading

Sabtu, 04 Januari 2020

Kalau Nasi Sudah Jadi Bubur

Posted by Salma Fauzia W on Januari 04, 2020 in

"Nasi sudah jadi bubur."⁣
⁣
Peribahasa terkenal itu artinya menyesakkan sekali. Menurut KBBI, peribahasa tersebut berarti perbuatan yang sudah terlanjur dan tidak dapat diperbaiki lagi. Yah, atmosfernya pasrah sekali. Membacanya pun membuat aku teringat pada masa-masa gagal menggapai sesuatu. Namun, aku pernah menemukan coretan di salah satu kantin di fakultasku.⁣
⁣
"Nasi sudah jadi bubur, tapi masih bisa dinikmati."⁣
⁣
Aku tersenyum membacanya untuk kali pertama. Siapapun yang menulisnya di atas seng warna hijau pudar itu, terima kasih. Lagi-lagi kata-kata sederhana menyadarkanku. Aku menerima peribahasa yang dilanjutkan itu sebagai upaya penerimaan diri sendiri bahkan saat gagal sekalipun.⁣
⁣
Jujur, aku merasa prihatin dengan banyaknya fenomena insecure, overthinking, toxic positivity, dan mental illness yang berujung bunuh diri. Bukan apa-apa, tapi aku juga pernah merasakannya. Saat orang lain memberi semangat, tapi kenyataan memang sudah tidak dapat diubah, memang apa yang perlu diperjuangkan lagi? Kadang aku kesal, tapi semakin ke sini aku mulai paham. Saat realitas selalu saja tampak keras dan diri mulai menunjukkan tanda-tanda yang mengancam waras, aku perlu memperjuangkan diri sendiri. Aku perlu menerima diriku sendiri, memaafkan diri sendiri.⁣
⁣
Selama masih ada usia, mungkin itu pertanda Allah masih memberi kesempatan di dunia. Ga papa, besok berjuang buat yang lain lagi ya. Ga papa, bubur juga bisa dinikmati.⁣
⁣
#30hbc2004⁣
#30haribercerita
Continue Reading

Jumat, 03 Januari 2020

Apakah Cinta Membuat Seseorang Bodoh?

Posted by Salma Fauzia W on Januari 03, 2020 in

Dulu, aku menjadi orang yang mengiyakan pertanyaan itu. Aku pikir seseorang tidak akan berkembang jika sudah terjebak dengan yang namanya cinta. Memang apa sih cinta? Pengertiannya banyak sekali, banyak versi, banyak persepsi. Terlanjur capek aku bahas satu-satu, sudah malam hehe.⁣
⁣
Aku pernah mengamati orang jatuh cinta dan nilainya di sekolah baik-baik saja. Aku pernah jatuh cinta dan motivasiku berkarya semakin meningkat. Namun, aku juga pernah mendapati orang pacaran, tapi ia melalaikan kewajibannya.⁣
⁣
Jika cinta membuat seseorang bodoh, maka bagaimana bisa para orangtua mendidik anak mereka hingga sukses? Jika cinta membuat seseorang bodoh, maka bagaimana bisa cinta Allah memberikan petunjuk pada hamba-Nya? Cinta itu luas, bukan sebatas rasa antara perempuan dan laki-laki, bukan sebatas hal-hal manis atau so sweet. Menurutku sekarang, bukan cinta yang memicu kebodohan. Manusia diberkahi nafsu yang dapat menyalahgunakan cinta. Namun, manusia juga diberkahi akal untuk mengelola perasaan cinta dengan baik dan benar.⁣
⁣
Jadi, kalau lagi jatuh cinta dan merasa jadi bodoh, yang salah siapa?⁣
⁣
Sumber gambar: @sintadhilaaaa
⁣
#30hbc2003⁣
#30haribercerita
Continue Reading

Kamis, 02 Januari 2020

Siapapun Kau Berharga

Posted by Salma Fauzia W on Januari 02, 2020 in

Aku baru saja menyelesaikan satu serial anime berjudul Dr. Stone. Rekomendasi anime dari adikku itu membuatku belajar menghargai banyak hal.⁣⁣⁣⁣
⁣⁣⁣⁣
Dunia dalam Dr. Stone adalah dunia yang sudah maju seperti zaman sekarang, tapi tiba-tiba serangan antah berantah membuat semua umat manusia dan burung walet di bumi menjadi batu. Proses pembatuan berlangsung lama sekali hingga akhirnya setelah 3.700 tahun, ada seorang anak SMA bernama Senkuu yang bangkit dari pembatuannya. Eh tapi, bagaimana bisa Senkuu tahu pembatuannya sudah 3700 tahun? Selama itu ia berhitung!⁣⁣⁣⁣
⁣⁣⁣⁣
Anime 24 episode ini memperlihatkan awal peradaban manusia. Penonton disuguhkan pembuatan alat sejak dari batu sampai plastik, pencarian bahan kimia dari alam yang luar biasa melelahkan, penyesuaian masyarakat primitif, hingga persiapan pertempuran. Semuanya disajikan dengan konflik menarik dan mudah dipahami. Senkuu sangat menekankan betapa pentingnya ilmu pengetahuan dalam membangun peradaban sampai sekarang. Ilmu kimia, fisika, bio, geo, komunikasi, sejarah hingga seni bela diri ditunjukkan perannya masing-masing.⁣⁣⁣⁣
⁣⁣⁣⁣
Anime yang selesai tayang pada 13 Desember 2019 ini mengingatkanku tentang menghargai orang lain. Betapa bahayanya mendapat sulfur membuat aku lebih menghargai profesi penambang. Betapa lelahnya mendapat banyak batuan membuat aku lebih menghargai profesi kuli. Betapa telatennya membuat peralatan kaca membuat aku lebih menghargai profesi pengrajin. Betapa efektifnya mesin membuat aku lebih menghargai profesi teknisi. Betapa krusialnya nyawa seseorang membuat aku lebih menghargai profesi dokter. Betapa pentingnya mewariskan ilmu pengetahuan membuat aku lebih menghargai profesi guru. Betapa luasnya ilmu pengetahuan membuat aku makin bersyukur pada Allah.⁣⁣⁣⁣
⁣⁣⁣⁣
Banyak hal baik yang sebenarnya kita tahu harus menghargai itu. Namun, kadang tanpa disadari diri sedang meremehkan orang lain, astaghfirullah. Dr. Stone berhasil membuat aku ingat lagi pentingnya hal-hal kecil di sekitar kita.⁣⁣
⁣⁣⁣⁣
⁣⁣⁣⁣
#30hbc2002⁣⁣⁣⁣
#30haribercerita
Continue Reading

Rabu, 01 Januari 2020

Lupa Rasanya Termotivasi

Posted by Salma Fauzia W on Januari 01, 2020 in

2019 adalah tahun ujian. Pada 2019 juga, statusku sebagai seorang siswa kandas. Tahun itu harusnya menjadi momentum perwujudan mimpiku. Oleh karena itu, sejak masuk semester baru di tahun lalu, aku menjaga semangatku baik-baik. Salah satu caranya adalah sering membaca kutipan penyemangat atau quotes dari mana saja. Aku juga berusaha fokus ketika seminar motivasi supaya motivasinya bisa merasuk dalam diri.

Ujian bertubi-tubi, datang silih berganti, si doi sudah ada yang memiliki, tahu-tahu tahun ujian perlahan menjadi tahun jawaban. Aku benci kehilangan. Namun, Allah membuatku belajar menerima kehilangan di tahun 2019. Ada saatnya beberapa hasil mengkhianati usaha. Saat-saat itu rasanya ingin sudah saja, buat apa, demi siapa. Kata-kata motivasi banyak jadi konsumsi hingga akhirnya tiada yang mengena di hati. Aku kebal. Rasaku kebas. Harusnya aku sadar aku lelah saat itu.

Hingga suatu hari, seorang kawan mengirim pesan padaku kurang lebih begini:
"Apapun yang kau cintai, tidak semua harus kau miliki, Sal🐣" -@_alifiayusufikhsan_
Kata-kata sederhana. Sejak saat itu, aku menyadari kata-kata sederhana bisa menjadi motivasi paling ampuh bagiku. 2019 aku belajar ikhlas. Lupa rasanya termotivasi menghambat harapan baik di masa depan selanjutnya. Dalam perjuangan, kemampuan berlapang dada harus siaga. Mental siap gagal juga baiknya ada sebab mental yang baik mendorong motivasi bangkit lebih kuat. Yang penting adalah motivation is just nothing if you don't do something.

Mungkin aneh ya berbagi cerita kegagalan di hari pertama tahun baru, tapi bukankah kegagalan menjadi pengingat yang baik? Jangan cuma ingat, take action juga. Semoga resolusi dan mimpimu segera jadi realisasi.

#30hbc2001
#30haribercerita
Continue Reading
Langganan: Postingan (Atom)

Orek-Orekan Salma . 2017 Copyright. All rights reserved. Designed by Blogger Template | Free Blogger Templates