Lupa Rasanya Termotivasi
2019 adalah tahun ujian. Pada 2019 juga, statusku sebagai seorang siswa kandas. Tahun itu harusnya menjadi momentum perwujudan mimpiku. Oleh karena itu, sejak masuk semester baru di tahun lalu, aku menjaga semangatku baik-baik. Salah satu caranya adalah sering membaca kutipan penyemangat atau quotes dari mana saja. Aku juga berusaha fokus ketika seminar motivasi supaya motivasinya bisa merasuk dalam diri.
Ujian bertubi-tubi, datang silih berganti, si doi sudah ada yang memiliki, tahu-tahu tahun ujian perlahan menjadi tahun jawaban. Aku benci kehilangan. Namun, Allah membuatku belajar menerima kehilangan di tahun 2019. Ada saatnya beberapa hasil mengkhianati usaha. Saat-saat itu rasanya ingin sudah saja, buat apa, demi siapa. Kata-kata motivasi banyak jadi konsumsi hingga akhirnya tiada yang mengena di hati. Aku kebal. Rasaku kebas. Harusnya aku sadar aku lelah saat itu.
Hingga suatu hari, seorang kawan mengirim pesan padaku kurang lebih begini:
"Apapun yang kau cintai, tidak semua harus kau miliki, Sal🐣" -@_alifiayusufikhsan_
Kata-kata sederhana. Sejak saat itu, aku menyadari kata-kata sederhana bisa menjadi motivasi paling ampuh bagiku. 2019 aku belajar ikhlas. Lupa rasanya termotivasi menghambat harapan baik di masa depan selanjutnya. Dalam perjuangan, kemampuan berlapang dada harus siaga. Mental siap gagal juga baiknya ada sebab mental yang baik mendorong motivasi bangkit lebih kuat. Yang penting adalah motivation is just nothing if you don't do something.
Mungkin aneh ya berbagi cerita kegagalan di hari pertama tahun baru, tapi bukankah kegagalan menjadi pengingat yang baik? Jangan cuma ingat, take action juga. Semoga resolusi dan mimpimu segera jadi realisasi.
#30hbc2001
#30haribercerita