Orek-Orekan Salma

Kamis, 29 Desember 2016

Rindu Pendatang Baru

Posted by Salma Fauzia W on Desember 29, 2016 in Sekadar Coretan,

Aku bertemu banyak orang hebat
Bukan seramah kawan dulu
Aku lewati hari-hari sulit
Bukan seperti tahun lalu
Aku belajar hal-hal baru
Bukan semudah jenjang dulu
Aku bertemu aku yang baru
Bukan sebaik dulu

Kini lagu begitu sesak
Liriknya bangunkan sosokmu dalam benak
Kini sendiri tak lagi nikmat
Sesalnya bangunkan sosokku dalam ikat

Karena aku jauh darimu
Kutahu jahatnya masa
Kutahu murahnya air mata
Kutahu mahalnya kesempatan
Kutahu berharganya pertemuan
Kutahu pedihnya kerinduan

Banyak-banyak menelponku
Agar amunisi semangatku tak habis isi
Buat aku sadar begini
Begini saja cukup hangat untuk waktu yang jahat
Begini saja cukup rindu untuk jarak yang sendu

Sabtu, 17 Desember 2016

Sendiriku

Posted by Salma Fauzia W on Desember 17, 2016 in Puisi,

Lima bulan lalu dia kemari
Tak ada kawan asal
Tak ada sanak tinggal
Ah ya dia sendiri
Tentu serta Dia mengasihi

Banyak kawan baru di kota rantaunya
Banyak orang baru di rumah kedua
Suara mereka mengurung sepi
Sapaan mereka terdengar peduli
Dia merasa dapat simpati
Tapi kadang dia tetap sunyi
Kadang sunyi buat sepi
Kadang sepi tak mau berhenti
Ah ya dia sendiri
Tentu serta Dia mengasihi

Hati baginya teman setia
Sendiri baginya sudah biasa
Dia nyaman berdua dengan dirinya
Bukan berarti ingin dijauhi
Bukan berarti dia tak penat
Dia hanya mencoba kuat
Dia harus kuat!
Dia harus sangat kuat
Karena dia itu aku

Selasa, 06 Desember 2016

Tawa Sabtu Petang

Posted by Salma Fauzia W on Desember 06, 2016 in Puisi,

Sabtu petang singkat
Dia menjemputku lebih cepat
Kusambut dengan penat
Darinya tetap senyum canda terlihat
Semoga dia benar-benar tertawa

Sabtu petang sumbang
Dia datang tapi ku tak pulang
Malamku tanpanya terasa kurang
Kukirim alasan terang
Alasan sibuk remaja di Minggu mendatang
Darinya tetap senyum canda terpampang
Semoga dia benar-benar tertawa

Sabtu petang nanti
Senyummu jangan mati
Tawamu jangan berhenti
Jikalau harus di hadap bodohku
Marahlah jangan berubah
Tapi bantu aku bangkit ya, Yah
Tertawalah cukup
Gelak penguat akhir pekanku
Semoga kau benar-benar tertawa

Maaf jika aku racun tawamu
Maaf jika aku hujan tawamu
Maaf aku begitu menyedihkan

Sabtu, 26 November 2016

Berputar

Posted by Salma Fauzia W on November 26, 2016 in Sekadar Coretan,

Bagaimana cara buat puisi kebahagiaan, Ki?
Jikalau realitasmu pahit
"Jangan dibuat!"
Tapi aku ingin, Ki
Aku ingin puisi menghiburku
"Jangan dipaksa!"
Tapi ingatan tentangmu merajai rasa, Ki
"Jangan diingat!"
Tapi aku terlanjur menyukaimu
Kenangan membuatku ingat, Ki
"Jangan dikenang!"
Tapi kenangan lelehkan madu
Aku hanya rindu, Ki

Bagaimana cara melupakanmu, Ki?
Mau aku pergi ke jauh kota
Dalam puisi dirimu nyata
Ini salahmu membekali kenangan
Dia kerap jerit-jerit merinduimu
Kubuat puisi penenangnya
Tapi rindu semakin rindu
Ini salahmu pernah berdusta
Kau bilang takkan jalin cinta
Setelah itu masa maduku sirna
Kini tentangmu yang nyata tinggal duka
Hanya kadang kenangan lelehkan madu
Buatku rindu
Kutenangkan dengan puisi
Puisi mendatangkanmu
Ingatan terus berputar, Ki!

Minggu, 30 Oktober 2016

Menepi

Posted by Salma Fauzia W on Oktober 30, 2016 in Puisi,

Kebas dari suara mereka

Renung dari canda mereka

Sepi dari tawa mereka

Kabung dari suka cita mereka

Sebab kusadar jauh dalam diriku

Aku mampu sama dengan mereka

Aku mampu lebih hina dari mereka

Sebab kusadar jauh dalam diriku

Aku tak begitu luar biasa

Tepi tempatku pulang

Meletak lelah yang curang

Menaruh sepi yang panjang

Bersama diriku yang bagai ibu

Menasihati penuh cinta

Pun diriku yang bagai seteru

Menasihati penuh nista

Kejamnya asa

Teganya siksa jiwa

Haruskah kian bersama mereka?

Aku ingin menepi

Wahai waktu, kumohon mengerti

Biar aku berdua dengan hatiku

Sendiri, tapi bukan kesepian

Senin, 26 September 2016

Maaf, Yah

Posted by Salma Fauzia W on September 26, 2016 in Sekadar Coretan,

Dia kuat
Di hebat
Jarak tak buatnya tercekat
Bibir tuanya tetap senyum terlihat
Menyambut kepulanganku

Kami memang jauh
Dibentang 26 kilometer katanya
Tapi roda sepeda motor yang sudah tak sepadan umurnya tetap tanggap membawaku keliling kota
Membawaku menjajal dunia
Sendu aku mengingat ini
Kalau nyatanya aku hanya sering marah pada sosok hebat itu
Kalau nyatanya tiap salah kecilnya aku balas dengan marah besarku

Aku menyesal
Aku menyesal
Aku kecewa!
Siapa aku yang marah itu?
Siapa aku yang cuek itu?
Siapa aku yang sok tahu padanya?!
Tak pantas!
Hei aku, kau cuma anak kecil!
Dan tetap dilihatnya anak kecil

Anak kecilmu menangis, Yah
Atas masa dulu yang ia kubur dengan lagak sibuk remaja
Anak kecilmu rindu, Yah
Akan bentakan dan tanda maaf itu
Anak kecilmu tersedu-sedu, Yah
Tapi dia cuma sering marah
Tapi dia cuma sering bantah
Sudikah ia dipanggil anakmu?!
Mengenaskan!!
Maaf Yah, maafkan
Anak kecilmu tidur
Baru sadar waktu semahal jasamu
Tapi jasamu tak sejahat waktu, Yah, terima kasih
Hanya saja menyalak rindu

Minggu, 11 September 2016

Luka dan Cita-Cita

Posted by Salma Fauzia W on September 11, 2016 in Puisi,

Bagi luka sekejam sepi
Tangis bukan prestasi
Dia tumbuh dengan bentakan
Dia besar dengan tamparan
Dia matang dengan nyala api
Dibawanya luka dalam mimpi
Dibasminya luka dengan ambisi
Biar luka mati ditelan janji
Janji mengabdi cita-cita

Luka tak elok dibangga
Sebab khalayak tuntut bahagia
Mereka muak senyum raja
Mereka muak senyum hampa
Mereka tak sudi pura-pura!
Tapi kejahatan dibalas kebaikan

Bagi luka sekejam sepi
Tangis bukan prestasi
Lukai luka dengan asa
Lumpuhkan lara dengan cta-cita

Minggu, 28 Agustus 2016

Pulang

Posted by Salma Fauzia W on Agustus 28, 2016 in Sekadar Coretan,

Terima kasih sudah datang
Untuk sekadar pastikanku pulang
Pulang pada perasaanku sendiri
Perasaan tanpa sakit hati
Perasaanku yang damai

Terima kasih sudah pergi
Semoga tidak untuk kembali
Aku tetap di sini
Bersama kilau mentari yang masih sudi memanasi
Kuusahakan tak berubah
Pun untuk perasaanmu
Meski melaju pada jalan berbeda
Terima kasih tak buatku jatuh cinta

Kamis, 30 Juni 2016

Salam Tanpa Hati

Posted by Salma Fauzia W on Juni 30, 2016 in Puisi,

Sudah lama terjadi
Sudah lama berubah
Anganku yang dulu megah
Terasa indah
Terasa manis sendu

Ada salam tak terlupa
Kadang datangnya buat tersipu
Sekarang datangnya buat pilu
Aku gemar mengenangnya
Juga heran bertanya
Mengapa salam segala?
Hatimu tak menyertai
Hatiku ditertawai

Kamis, 23 Juni 2016

Pahlawan Ilmu

Posted by Salma Fauzia W on Juni 23, 2016 in Puisi,

Kami kau panggil guru
Kami kau sebut guru

Engkau bagi ilmu
Engkau ajari perilaku
Engkau nasihati muridmu
Hingga membentak dalam otak
Menggegar dalam benak
Mengakar dalam sanubari
Demi kami insan penerus negeri

Maafkan kami, guru
Maaf kami nakal buatmu kesal
Maaf kami salah buatmu marah
Maaf kami langgar perintah
Maafkan kami, guru

Terima kasih, guru
Atas jasa tulus
Atas ilmu tiada putus
Atas tawa nan duka dulu
Terima kasih, guru
Kami kau kenang pahlawan ilmu

Kamis, 16 Juni 2016

Berbeda Rasa

Posted by Salma Fauzia W on Juni 16, 2016 in Sekadar Coretan,

Aku hanya termangu
Di depan mimpi yang kutulis dulu
Saat itu, aku penuh keraguan
Saat ini pun sama
Tapi keraguan yang berbeda
Lagi-lagi ganjal, tapi berbeda

Aku hanya bisa terdiam
Di depan mimpi yang kubentang di langit dingin
Saat itu, mimpi itu penuh hangat
Saat ini pun sama
Tapi hangat yang berbeda
Lagi-lagi cemas, tapi berbeda

Kulayangkan saja di kaki burung fajar
Atau kusimpan di kaki ujung harapan?
Memendam dalam sampai kering air mata
Tidak lagi menangis, tapi berbeda
Sekarang lebih deras di pelupuk hati
Bahkan membungkam mata juga lisan
Mataku tajam, mulutku diam, dan hatiku kalap
Tiada senyum dari tiap organ tubuhku sekarang

Jumat, 03 Juni 2016

Perangkap

Posted by Salma Fauzia W on Juni 03, 2016 in Sekadar Coretan,

Merasa terikat sendiri
Merumitkan hati sendiri
Lalu merasa bukan diri sendiri
Inikah aku?
Inikah aku?
Inikah aku merengek hal yang tentu

Telah banyak aku dikecewa realitas
Padahal, Tuhan, aku berusaha
Tapi impiku kian kelabu
Padahal, Tuhan, aku berdoa
Tapi cintaku kian ditutup canggung
Siapa peduli?
Siapa peduli?
Siapa peduli aku kehilangan semangat berjuang lagi

Sabtu, 28 Mei 2016

Kawan-Kawanku Hebat dan Aku pun

Posted by Salma Fauzia W on Mei 28, 2016 in Sekadar Coretan,

Aku masih belum seutuhnya menapaki jati diriku sendiri. Masih banyak hal-hal payah yang menjadikanku lemah. Aku masih belum mampu bernapas sendiri, walau nyatanya aku merasa sendiri.

Aku belum mampu berjalan sendiri, berjalan di atas kaki-kakiku sendiri. Kadang ironinya, aku berjalan bukan menuju tujuanku, seperti anak kecil, bukan?

Aku belum mampu tersenyum sendiri. Senyum asli dari lubuk hati atas segala kenyataan yang kuhadapi. Kadangkala aku harus merasa bahagia dulu untuk tersenyum, tapi kembali muram saat menyedihkan.

Aku belum mampu melihat sendiri. Bukan hanya mata fisik yang berkacamata, tetapi juga mata hatiku. Kadangkala aku terlalu asyik menatap kisah lalu tanpa benar-benar sadar datangnya kisah baru.

Aku juga kadang belum mampu melihat orang tanpa terbuka sampulnya dulu. Seakan aku masih bodoh membedakan hal baik dengan buruk dan hal baru dengan yang lalu. Singkatnya, aku masih cukup buta memandang dunia sebelum berani menghadapinya.

Tapi tiga tahun terakhir ini cukup menarik. Tak perlu terus-menerus ditilik karena rupanya kini aku terlalu sering menengok ke belakang. Tiga tahun aku membaca serentetan kata-kata indah nan bijak setiap hari dan senangnya itu dari kawan-kawanku sendiri. Kadang aku tersadar sendiri dengan kata-kata itu. Kawan-kawanku hebat dan aku pun. Aku yakin tumbuh sama hebatnya karena aku bagian dari mereka dan mereka juga menyebutku "kawan", bukan? Semoga saja.

Lalu entah kenapa tiga tahun ini terasa tidak begitu cepat berlalu, bukan seperti saat masa sekolahku sebelumnya. Tiga tahun ini terasa padat dan setiap tahunnya ada hal yang berbeda bahkan kadang silih berganti. Bosan itu biasa, tapi rupanya aku sudah belajar tersenyum dalam setiap tahunnya. Meski kadang tetap saja tentang kesedihan, tapi nyatanya aku juga bisa tertawa bersama mereka.

Bahkan aku bisa menyadari bahwa keseruan dan kebersamaan itu akan segera berakhir. Hal itu karena aku sudah banyak latihan, bukan? Berlatih tersenyum lalu tertawa meski di dalam kesedihan. Sudah kubilang, kawan-kawanku hebat dan aku pun. Ketika aku merasa hanya aku yang sendiri, nyatanya hanya dengan mendengar ocehan mereka, aku merasa bukan satu-satunya. Karena kami sama dan bersama, bukan? Bersama di balik perbedaan, tertawa dalam kekecewaan, aku dan kawan-kawanku hebat selama tiga tahun itu.

Minggu, 22 Mei 2016

Bayang

Posted by Salma Fauzia W on Mei 22, 2016 in #puisimalam,

Semakin senja aku menyukaimu, semakin hitam bayangmu berlalu.
Untuk terakhir kali, peluk aku dalam bayang punggungmu. Biarkan aku menyatu dalam kehampaanmu.

Sabtu, 21 Mei 2016

Piala Kosong

Posted by Salma Fauzia W on Mei 21, 2016 in Puisi,

Tinggi berjejer rapi
Sibuk pamer derajat tinggi
Sibuk bangga agaknya bukti
Bukti apresiasi semangat berapi

Tampaknya ironi
Mereka model prestasi
Diharap nan dinanti
Mereka diberi hati
Tapi mereka tak punya hati
Patuh saja memajang
Patuh saja mengusang
Barangkali lelah dilihat orang
Barangkali lupa untuk dikenang

Minggu, 15 Mei 2016

Kembali

Posted by Salma Fauzia W on Mei 15, 2016 in #puisimalam,

Biar kubawa kau kembali. Biar tak hanya kenang jadi puisi. Ah, tapi apa bedanya? Keduanya menghamili lara.
Jangan buat aku menyukaimu kembali. Jika habis gulali kau beri kopi. Atau cuma menyumbang sedih hati.

Sabtu, 14 Mei 2016

Jika Nanti Aku Kesedihan Tentangmu

Posted by Salma Fauzia W on Mei 14, 2016 in Puisi,

Jika nanti aku habis kata
Mencipta dirimu yang puisi
Sudikah kau hiasi?
Walau kesedihan tak apa
Asal semua tentangmu

Jika nanti aku habis masa
Berjumpa dirimu yang asli
Sudikah kau datangi mimpi?
Walau kesedihan tak apa
Asal semua tentangmu

Jika nanti aku habis raga
Menjaga diri sendiri
Sudikah aku menjadi puisi?
Menghidupi diksi yang indah
Tapi akankah aku bebas bagai sajak-sajak itu?
Jikalau hakikatnya kesedihan

Walau kesedihan tak apa
Asal semua tentangmu

Sabtu, 30 April 2016

Sajak Beruntun

Posted by Salma Fauzia W on April 30, 2016 in Puisi,

Aku hanya mencoba pergi
Pergi dari kebencian
Kebencian menyakitkan
Rasa sakit ciptakan penderitaan
Penderitaan lebih dari luka
Luka selalu terbayang-bayang
Bayang kelam menghantui
Menghantuiku pada ingatan
Ingatan tentangmu
Tentangmu yang kusadari
Sadar aku tak bisa pergi

Bayang

Posted by Salma Fauzia W on April 30, 2016 in Puisi,

Apakah kurindu siang?
Kudapati dia membentuk bayang
Bayang hilang seraya malam datang
Bukankah bagai dikau?
Silih redup terang dalam hati
Membayang menyerang saraf inti
Bak siang malam bukti rotasi bumi
Bedanya porosmu padaku yang sendiri
Pertinggal rasa tak berarti
Alur kisah yang terganti

Sabtu, 23 April 2016

Hujan April Lalu

Posted by Salma Fauzia W on April 23, 2016 in Puisi,

Sekarang Senin siang
Kita berdua dalam April
Menanti hujan pulang
Menanti rintiknya berseru
Rayakan setahun kenangan berlalu

Dia belum tiada
Aku masih suka jumpa
Pada kenang yang terjaga
Berbincang tentangmu

Rindukah kau macam dulu?
Ingatkah kau macam aku?
Jika tak rindu
Bahkan tak ingat
Tak apa aku, tak sendu

Hanya biar kuberitahu
Masih ingat aku
Lalu rindu
Pada hujan April lalu
Melaju bak dua sepeda hari itu
Melaju pada waktu
Tanpa rintik, tanpa tahu

Sabtu, 02 April 2016

Burung Fajar

Posted by Salma Fauzia W on April 02, 2016 in Puisi,

Kepak bermandi dingin

Terbang tinggi menebas angin

Terbang bebas menggoda ingin

Sayap lentang mengusap jingga

Sana sini mengitari angkasa

Oi, burung fajar!

Ajak aku ikut dan mengejar!

Inginku terbang

Inginku terbang tanpa beban

Inginku terbang tanpa beban mengemban

Inginku terbang senang bak burung fajar

Tiada iri

Ada lebih elok dari jingga pagi

Ada lebih senang dari burung terbang

Syukur aku atas diri

Aku insan punya hati

Aku insan punya budi

Aku penikmat bumi penuh uji

Kaji khilaf agar tak sesal nanti

Kaji sesal agar tak lagi

Rabu, 09 Maret 2016

Apa Kabar Ingatanmu?

Posted by Salma Fauzia W on Maret 09, 2016 in Puisi,

Pikiranku kacau
Penuh perangaimu menghalau
Entah seberapa syahdu
Entah seberapa sendu
Kau bilang di sana
Apa kabar ingatanmu?
Adakahku di kalbumu?
Adakah kita di pikirmu?
Tolong jangan enyahkanku
Atau terkutuk kau merindu

Aku Muak, Aku Lelah

Posted by Salma Fauzia W on Maret 09, 2016 in Sekadar Coretan,

Aku muak!
Kuingin berontak!
Bungkam kau sampai mengerti
Tapi kapan?
Selalu kau bergelut lisan
Memandangku salah tanpa pengertian

Padaku, lebih banyak sendu dari yang kau tahu
Padaku, lebih banyak hujan dari yang kau pandang
Kumohon mengertilah
Meski sedikit, mengertilah
Atau berhenti saja memahamiku
Aku sudah muak!
Pun untuk turut memahamimu, aku lelah!

Rabu, 02 Maret 2016

Jala Hati

Posted by Salma Fauzia W on Maret 02, 2016 in Puisi,

Tak ada yang pernah mau
Dusta yang candu
Bisu yang sendu
Semua bak jala hati
Memburu nurani

Aku tak tahu
Mungkin serupa denganmu
Sosok yang bebaskan dari jala itu
Bisakah masing-masing kita?
Aku tak tahu
Bisa jadi yang lebih dulu jumpa
Bisa jua yang lebih dulu merajut bahagia

Minggu, 21 Februari 2016

Dia Bukan Cokelatku

Posted by Salma Fauzia W on Februari 21, 2016 in Puisi,

Kau beli dengan uang
Kau beri lewat orang
Kau beri buat sayang
Ada sesal di bungkus cokelat
Ada doa melekat
Semoga dia lahap penuh nikmat
Lumer bersama amarahnya

Sudah dibuka bungkus
Belum tersampai doamu
Dia tak mau
Cokelatmu telat waktu
Bagiku menjelma hantu
Hantu yang mewanti-wanti

Maaf cokelatnya padaku
Aku khilaf
Aku taruh harap

Entah semenderita apa kau
Entah senaif apa dia
Aku yang bodoh
Aku selalu tahu!

Bungkus itu...
Kotak itu...
Ada doamu
Entah dalam genggam siapa
Tetap selalu di sana
Dan bukan buatku

Kamis, 11 Februari 2016

Lapar

Posted by Salma Fauzia W on Februari 11, 2016 in #puisimalam,

Puisiku lapar dibaca olehmu. Sajak-sajaknya cemburu pada pesan singkat dari gadismu.
Rindu meronta. Diberinya makan dengan kenangan, masih lapar. Sendu kian mengakar. Tanggung jawab, Tuan!

Jumat, 05 Februari 2016

Aku Tak Mempermainkanmu

Posted by Salma Fauzia W on Februari 05, 2016 in Puisi,

Aku tak tahu
Sebesar apa cintaku
Sebab tak ada alat ukurnya
Sebab tak ada satuan ukurnya
Maka aku tak mempermainkannya

Aku tak sembarang menyumpah
Jika aku menyukaimu
Sebab hati bisa goyah
Sebab aku bisa berubah
Maka aku tak mempermainkannya

Aku bukan bungamu
Kau hinggapi demi semanis madu
Aku bukan bulanmu
Kau amati, temani malammu
Aku bukan pelangimu
Kau harap hadir di antara gerimis di matamu
Tak apa, semua tinggal imaji
Sebab sisimu telah berisi
Tapi kau tak kusesali
Maka aku tak mempermainkanmu

Angin dan Daun

Posted by Salma Fauzia W on Februari 05, 2016 in Sekadar Coretan,

Dasar bodoh!
Apa yang kuharapkan?
Bahkan kepada sosok yang pernah menyumbang luka
Sungguh tidak layak!
Tapi demi apa?
Mengapa kau kembali bicara?
Mengapa aku berdebar-debar?
Mengapa aku ingin terus berbincang denganmu?
Dengan kau yang pernah menjajah kalbu
Dengan kau yang sering menyulut bisu
Namun, pernahkah kau menggugu?
Cih, mengarah padaku saja tidak

Dari kita tak ada yang mau
Maka bersyukur kita lebih mampu
Mampu meredam canggung
Kuharap kau lupa akan perasaan bodohku
Karena kau adalah angin: berembus di tiap sudut pikir
Aku adalah daunnya: diterbangkanmu
Maka harusnya kupergi; kau lupakan

Senin, 01 Februari 2016

Maaf dari yang Tak Sempurna

Posted by Salma Fauzia W on Februari 01, 2016 in Sekadar Coretan,

Benarkah manusia makhluk sempurna, Ya Allah?
Apanya yang Kau sempurnakan?
Hati? Atau cuma paras diri?
Kau telah perintahkan
Tapi kami masih sering berbalas dendam
Tapi kami masih jarang berbalas salam

Kuyakin surga pasti berpenghuni
Lalu bagaimana jika sepi?
Bagaimana jika aku tak bisa berkumpul dengan keluargaku?
Bagaimana jika aku tak bisa becanda dengan para temanku?
Apalah daya...
Bukankah aku sama durhakanya?

Terasa ganjil, Ya Allah
Para setan mempermainkan kami dengan tak adil
Lenakan nikmat duniawiMu yang mungil
Bukankah menolak hasutannya tak mustahil?
Ah, kami yang lupa
Kau telah firmankan jawab dalam kitab
Tapi kami dibelenggu sibuk dunia
Akankah hidup kami sia-sia?

Maka kami hanyalah bodoh
Maka kami hanyalah sempurna akal nan raga
Kalbu?
Hanyalah sempurna ia jika ingat, pasrah, dan tunduk pada perintahMu
Kami khilaf, Ya Allah
Maka terimalah maaf ini
Dari kami yang tak sempurna: kami yang lupa

Rabu, 27 Januari 2016

Kau dan Pelangi Senja

Posted by Salma Fauzia W on Januari 27, 2016 in Puisi,

Kutatap pelangi di angkasa

Berburu pandang jingga senja

Semesta masih tanggalkan suka

Aku bersyukur bahagia

Indah, kau tahu?

Itu sama denganmu

Ingin kuusap pelangi senja

Ingin kuterbang di langitNya

Tapi tak ingin kuterbenam di cakrawala

Pada bulan aku cemburu

Bersemuka temanimu

Pada malam aku merindu

Kenangan pada sore yang bungkus kalbu

Itu bersama denganmu

Hari ini aku, pelangi, dan senja

Hari itu aku, kau, dan senja

Keduanya pada senja

Tapi hari ini kau tiada

Hanya masalah langit, bukan hati

Tak kubilang kau terganti

Kuyakin kau pernah pelangi

Entah dulu atau kini

Dan serupa pelangi: indah lalu pergi

Itu sama denganmu

Jumat, 22 Januari 2016

Rinai Penyuci Luka

Posted by Salma Fauzia W on Januari 22, 2016 in Puisi,

Aku tak kaget
Kutilik kau bersua dimandikan rinai
Bersanding dengan cinta, pikirmu barangkali
Tak kutilik jua tampanmu
Rugi apa?
Kutilik seumur hidup pun buat gadismu
Gadis di sisimu

Barangkali kurela
Seakan luka penat jadi dera
Barangkali kusampai batasan
Batasan rasa sakit memilukan

Terima kasih padamu kusampaikan
Terima kasih padamu kutersenyum
Tak ada luka mengulum
Percayalah, tak ada
Hujan membasuh kalbu
Rinainya berbisik, "Sudah kusucikan para lukamu."

Rabu, 20 Januari 2016

Punggung Pengharapan

Posted by Salma Fauzia W on Januari 20, 2016 in Sekadar Coretan,

Di punggung tegapmu aku pernah berharap
Suatu saat, padaku pandangmu menghadap
Lihatlah, aku menunggu
Simaklah, aku mengguyu
Hingga nanti kau akan tahu apa-apa yang kubisu
Apa-apa yang sulit kusingkap dari dulu
Dulu, kala aku masih meletup-letup karenamu

Di balik punggungmu aku pernah menyangka
Keramahan itu hanya tersaji untukku
Tapi dulu aku sudahlah buta
Mengharapkanmu penuh bangga
Hingga takdir menutup jahat angan-angan
Selamat, kau telah berpuan

Di punggungmu aku pernah ingin sampaikan
Perasaan sialan tak terkatakan
Itu beku berkat dinginmu
Itu bungkam berkat takdirku
Aku hanya kian takut
Pengecut? Ah, silakan sebut
Aku hanya berani dari sajak
Diksi-diksi berteriak, menghentak-hentak
Bahkan kuragu bermakna atau tidak
Tapi disana aku jujur
Sejujur kala berharap di balik punggungmu

Selasa, 12 Januari 2016

Yang Kubenci dari Ayah

Posted by Salma Fauzia W on Januari 12, 2016 in Puisi,

Aku payah, kan, Yah?
Terus saja salah
Pahamlah, Yah
Aku tidak akan menyerah

Aku naif, kan, Yah?
Terus saja semburkan alasan
Pahamlah, Yah
Aku akan isi omong kosongku

Aku susah, kan, Yah?
Aku sialan, kan, Yah?
Terus saja menyedihkan
Terus saja merepotkan
Pahamlah, Yah
Aku akan lebih bersusah payah

Ketahuilah, Yah
Batinku menggebu-gebu
Benakku berseru-seru
Aku tak tinggal bisu
Namun, wajah gundah
Mimik resah, gelisah
Lagak melucu di depan haru
Mengumpet lebam biru kalbu
Bersembunyi...
Aku benci, Yah!

Demi apa?
Kami darah dagingmu, kan?
Kami "Jagoan," katamu, kan?
Kami keluargamu, kan?
Kami rumahmu: pelabuhan apa-apamu

Minggu, 10 Januari 2016

Dada

Posted by Salma Fauzia W on Januari 10, 2016 in #puisimalam,

Dadaku sesak hirup kabar anginmu yang senak. Berasak-asak penaku menyajak, mengembuskan rindu tak terelak.
Harusnya tak sudi kudambakanmu. Dadamu itu, kutahu, tak ada ruang bagi namaku.
Kemari! Dengar? Dadaku meletup-letup; menjerit padamu perihal angan yang tak kuasa di mulut.

Jumat, 08 Januari 2016

Mereka itu Tanpa Aku

Posted by Salma Fauzia W on Januari 08, 2016 in Sekadar Coretan,

Rasanya tak adil
Seperti hanya akulah yang tak berhak
Hak berada disana bersama mereka
Kenyataan menyebut mereka: teman-temanku

Rasanya sedikit perih
Mereka bersama, disini aku terpaku ringkih
Paku-paku itu bertanya, "Benarkah tempo hari aku tertawa dengan mereka?"
Dan kalbu yang ingin diadili meragu, "Sudikah aku sebenarnya dulu itu becanda ria?"

Rasanya cukup munafik
Aku yang tak berani mengadu pada mereka
Kujaga perasaan
Hanya karena aku tak ingin ada lara
Hanya karena aku tak ingin ada renggang rasa
Jika kuangkat bicara, akankah mereka paham?
Ah, ujungnya tangis, pikirku
Apa? Benar, bukan?!
Mereka itu tak mengerti!
Akhirnya juga aku tetap sendiri!
Dan nyatanya "mereka" itu "tanpa aku", bukan?

Jumat, 01 Januari 2016

Waktu

Posted by Salma Fauzia W on Januari 01, 2016 in #puisimalam,

Kenangan: terasa baru berlalu, ternyata nun jauh dibelenggu waktu.
Terkadang kubenci waktu. Ia menelanmu, menabur benih rindu. Sedangkan aku dipenjara kelabu.
Orang kata jarak dan waktu itu ganggu. Tapi mereka tak berlaku padamu dalam sajak bisuku.