Jogja dan Hal-Hal yang Menahanku dari Gila
Di atas kereta menuju Jogja
Satu dari berpuluh manusia bepergian
Kutahan diri dari gila
Beberes pikiran sepanjang Solo Balapan ke Lempuyangan
Di atas rel perasaanku masih rewel
Ego naik turun di tiap stasiun
Ikhlas tak duduk di kursi prioritas
Setidaknya ada pegangan tak lepas
Selama aku tak terguncang keras
Raga mudah lelah
Katanya kurang olahraga
Jiwa mudah menyerah
Katanya jalani saja
Tahan, ambil waktu
Yang susah nanti juga berlalu
Yang patah nanti juga bersatu
Asal aku tak membatu
Satu malam penginapan
Di antara teman-teman sebaya
Satu dari berpuluh hari tanpa pertemuan
Kutunaikan rindu di dada
Jelajah makanan dari Klebengan sampai Gejayan
Cerita di sela piring perasaanku mulai mending
Cemas besar terdengar sekadar kelakar
Malam sehangat itu kembali tiba
Setidaknya sehari saja
Selama aku bertahan lebih lama
Independen, mandiri, mapan
Katanya itulah yang kuinginkan
Senang ditemani pun tak kusangkal
Katanya aku makhluk sosial
Tahan, ambil waktu
Yang tepat takkan lekang dijerat waktu
Yang rezeki takkan hilang dicuri hantu
Asal aku tak membatu
Jogja terbuat dari perjalanan kereta, teman lama, dan perasaan lega
Jogja terbuat dari hal-hal yang menahanku dari gila