Tentangmu?
Aku mengawali tulisan ini dengan perasaan agak bersalah kepada kawan-kawanku yang sejak bulan lalu bilang bahwa mereka menantikan #30hbc21-ku. Itu pun karena aku nge-tweet segala, maksudku tweet yang ada di gambar di atas. Yah, sebenarnya ga ada yang perlu disalahkan juga, aku pun masih menulis untuk #30hbc21 di blog ini, tapi aku merasa kurang puas saja dengan diri sendiri.
Di tulisan ini, aku ingin menulis tentangmu. Persis "tentangmu" yang ada di tweet. Seperti penulis yang bercerita tentang seseorang tanpa menyebut namanya, semisterius itu aku ingin menulis tentangmu.
Kepada seorang sapiens yang sedang menari-nari di kepalaku sekarang.
Sejauh yang kuingat, aku pernah sekali menuliskanmu di blog. Ya, kubilang tempat ini istimewa sekali karena bagiku, menulis berarti mengabadikan. Sebelumnya, aku pernah mengabadikanmu di tulisan lain, sepertinya itu jadi kali pertama. Waktu itu, aku menulis dengan spidol merah muda, sepulang sekolah di suatu sore yang basah. Barangkali gerimis di hari itu memikatku untuk jujur saja menulis tentangmu.
Tentangmu.
Waktu aku masih mahasiswa baru, dengan bekas luka kegagalan yang kupendam paksa, aku menulis di buku catatanku bahwa aku ingin jatuh cinta. Aku ingin lebih jatuh cinta dengan diri sendiri, orang-orang sekitarku, juga bagaimanapun hari yang belum kutemui alias masa depanku. Kalau tahun itu difilmkan, aku ada di scene "hari baru, lembaran hidup baru". /oke lebay/ Jadi, ya kurang lebih begitulah spirit-ku beberapa minggu sebelum aku benar-benar menemuimu.
Setahun setelah pertemuan itu, kusadari 365 hari berlalu lambat sekali. Lambat yang lumayan bagus. Sebegitu bagusnya kehadiranmu? Entah, sepertinya tidak juga. Sepertinya. Aku tidak ingin berasumsi sendiri. Sementara itu, aku tetap menuliskanmu, dimana saja.
Memikirkan romansa di masa aku belum sepenuhnya mapan menemukan "diri" membuatku merasa agak bersalah. Aku seperti sedang memiliki beberapa prioritas, tapi prioritas pertama saja bagiku sudah such a big deal. Tentu saja prioritas pertama itu adalah diri sendiri. Jadilah aku sering sok-sokan mengabaikanmu, mengelak rasa senang setiap pesanmu datang dengan anggapan "alah ini paling hanya sementara".
Jadi, tentangmu ini tentang siapa?
Tentang teman. Tentang objek dari pernyataan I'm seeing someone. Namun ya, aku percaya cinta itu bertumbuh, pun bisa jadi mati terbunuh. Sekarang aku sedang tidak berharap banyak, jadi biar aku lebih banyak menuliskanmu saja ya.
Sehat-sehat.
#30haribercerita
#30hbc2103