Semburat Pengingat
Seirama adzan kala petang
Langit tutup birunya tenang
Nyalakan semburat merah di barat
Pelan memadam menghitam pekat
Pelan menawanku menatap lamat
Aku jadi menatap apa-apa
Di luar pertunjukan angkasa
Di dalam kepala menguar ke mana-mana
Gunung megah di muka
Manusia tak ada apa-apanya
Apa jadinya kala akhir dunia?
Aduh tak usah jauh-jauh
Kala erupsi menimpa negeriku
Kabut dan debu pembunuh berburu
Alih-alih senja
Bernapas sudah tak lega
Bernyawa atau tidak tetap teror lelap mata
Apa jadinya akhir dunia?
Eloknya bumi jumpa kadaluwarsa
Seraya hal-hal ngeri tak ternyana
Apa yang mungkin kupikir di masa itu kelak?
Berlindung diri?
Mencari famili sana sini?
Sungguh
Besarnya kuasa Ilahi
Tak ada apa-apanya masalah diri
Tak ada alasan semangat henti
Sungguh
Merahnya senja sesaat
Tak terhambat datangnya cepat
Tak lupa ingatkan hakikat
Langit tutup birunya tenang
Nyalakan semburat merah di barat
Pelan memadam menghitam pekat
Pelan menawanku menatap lamat
Aku jadi menatap apa-apa
Di luar pertunjukan angkasa
Di dalam kepala menguar ke mana-mana
Gunung megah di muka
Manusia tak ada apa-apanya
Apa jadinya kala akhir dunia?
Aduh tak usah jauh-jauh
Kala erupsi menimpa negeriku
Kabut dan debu pembunuh berburu
Alih-alih senja
Bernapas sudah tak lega
Bernyawa atau tidak tetap teror lelap mata
Apa jadinya akhir dunia?
Eloknya bumi jumpa kadaluwarsa
Seraya hal-hal ngeri tak ternyana
Apa yang mungkin kupikir di masa itu kelak?
Berlindung diri?
Mencari famili sana sini?
Sungguh
Besarnya kuasa Ilahi
Tak ada apa-apanya masalah diri
Tak ada alasan semangat henti
Sungguh
Merahnya senja sesaat
Tak terhambat datangnya cepat
Tak lupa ingatkan hakikat