Orek-Orekan Salma

Rabu, 27 Januari 2016

Kau dan Pelangi Senja

Posted by Salma Fauzia W on Januari 27, 2016 in Puisi,

Kutatap pelangi di angkasa

Berburu pandang jingga senja

Semesta masih tanggalkan suka

Aku bersyukur bahagia

Indah, kau tahu?

Itu sama denganmu

Ingin kuusap pelangi senja

Ingin kuterbang di langitNya

Tapi tak ingin kuterbenam di cakrawala

Pada bulan aku cemburu

Bersemuka temanimu

Pada malam aku merindu

Kenangan pada sore yang bungkus kalbu

Itu bersama denganmu

Hari ini aku, pelangi, dan senja

Hari itu aku, kau, dan senja

Keduanya pada senja

Tapi hari ini kau tiada

Hanya masalah langit, bukan hati

Tak kubilang kau terganti

Kuyakin kau pernah pelangi

Entah dulu atau kini

Dan serupa pelangi: indah lalu pergi

Itu sama denganmu

Jumat, 22 Januari 2016

Rinai Penyuci Luka

Posted by Salma Fauzia W on Januari 22, 2016 in Puisi,

Aku tak kaget
Kutilik kau bersua dimandikan rinai
Bersanding dengan cinta, pikirmu barangkali
Tak kutilik jua tampanmu
Rugi apa?
Kutilik seumur hidup pun buat gadismu
Gadis di sisimu

Barangkali kurela
Seakan luka penat jadi dera
Barangkali kusampai batasan
Batasan rasa sakit memilukan

Terima kasih padamu kusampaikan
Terima kasih padamu kutersenyum
Tak ada luka mengulum
Percayalah, tak ada
Hujan membasuh kalbu
Rinainya berbisik, "Sudah kusucikan para lukamu."

Rabu, 20 Januari 2016

Punggung Pengharapan

Posted by Salma Fauzia W on Januari 20, 2016 in Sekadar Coretan,

Di punggung tegapmu aku pernah berharap
Suatu saat, padaku pandangmu menghadap
Lihatlah, aku menunggu
Simaklah, aku mengguyu
Hingga nanti kau akan tahu apa-apa yang kubisu
Apa-apa yang sulit kusingkap dari dulu
Dulu, kala aku masih meletup-letup karenamu

Di balik punggungmu aku pernah menyangka
Keramahan itu hanya tersaji untukku
Tapi dulu aku sudahlah buta
Mengharapkanmu penuh bangga
Hingga takdir menutup jahat angan-angan
Selamat, kau telah berpuan

Di punggungmu aku pernah ingin sampaikan
Perasaan sialan tak terkatakan
Itu beku berkat dinginmu
Itu bungkam berkat takdirku
Aku hanya kian takut
Pengecut? Ah, silakan sebut
Aku hanya berani dari sajak
Diksi-diksi berteriak, menghentak-hentak
Bahkan kuragu bermakna atau tidak
Tapi disana aku jujur
Sejujur kala berharap di balik punggungmu

Selasa, 12 Januari 2016

Yang Kubenci dari Ayah

Posted by Salma Fauzia W on Januari 12, 2016 in Puisi,

Aku payah, kan, Yah?
Terus saja salah
Pahamlah, Yah
Aku tidak akan menyerah

Aku naif, kan, Yah?
Terus saja semburkan alasan
Pahamlah, Yah
Aku akan isi omong kosongku

Aku susah, kan, Yah?
Aku sialan, kan, Yah?
Terus saja menyedihkan
Terus saja merepotkan
Pahamlah, Yah
Aku akan lebih bersusah payah

Ketahuilah, Yah
Batinku menggebu-gebu
Benakku berseru-seru
Aku tak tinggal bisu
Namun, wajah gundah
Mimik resah, gelisah
Lagak melucu di depan haru
Mengumpet lebam biru kalbu
Bersembunyi...
Aku benci, Yah!

Demi apa?
Kami darah dagingmu, kan?
Kami "Jagoan," katamu, kan?
Kami keluargamu, kan?
Kami rumahmu: pelabuhan apa-apamu

Minggu, 10 Januari 2016

Dada

Posted by Salma Fauzia W on Januari 10, 2016 in #puisimalam,

Dadaku sesak hirup kabar anginmu yang senak. Berasak-asak penaku menyajak, mengembuskan rindu tak terelak.
Harusnya tak sudi kudambakanmu. Dadamu itu, kutahu, tak ada ruang bagi namaku.
Kemari! Dengar? Dadaku meletup-letup; menjerit padamu perihal angan yang tak kuasa di mulut.

Jumat, 08 Januari 2016

Mereka itu Tanpa Aku

Posted by Salma Fauzia W on Januari 08, 2016 in Sekadar Coretan,

Rasanya tak adil
Seperti hanya akulah yang tak berhak
Hak berada disana bersama mereka
Kenyataan menyebut mereka: teman-temanku

Rasanya sedikit perih
Mereka bersama, disini aku terpaku ringkih
Paku-paku itu bertanya, "Benarkah tempo hari aku tertawa dengan mereka?"
Dan kalbu yang ingin diadili meragu, "Sudikah aku sebenarnya dulu itu becanda ria?"

Rasanya cukup munafik
Aku yang tak berani mengadu pada mereka
Kujaga perasaan
Hanya karena aku tak ingin ada lara
Hanya karena aku tak ingin ada renggang rasa
Jika kuangkat bicara, akankah mereka paham?
Ah, ujungnya tangis, pikirku
Apa? Benar, bukan?!
Mereka itu tak mengerti!
Akhirnya juga aku tetap sendiri!
Dan nyatanya "mereka" itu "tanpa aku", bukan?

Jumat, 01 Januari 2016

Waktu

Posted by Salma Fauzia W on Januari 01, 2016 in #puisimalam,

Kenangan: terasa baru berlalu, ternyata nun jauh dibelenggu waktu.
Terkadang kubenci waktu. Ia menelanmu, menabur benih rindu. Sedangkan aku dipenjara kelabu.
Orang kata jarak dan waktu itu ganggu. Tapi mereka tak berlaku padamu dalam sajak bisuku.